Merapi Semburkan Awan Panas 11 Kali


Sejak Selasa pagi (2/11) pukul 05.23 WIB, Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas. Namun jarak luncurnya maksimal hanya 3 kilometer, mengarah ke tenggara atau ke Kali Gendol yang berada di wilayah Cangkringan, Sleman.

“Dari event terjadinya luncuran awan panas ini, intensitasnya semakin sering, tetapi daya luncurnya kecil maksimal 3 kilometer dan yang membumbung tinggi hanya 700 meter saja,” kata R Sukhyar, Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat di temui di kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (2/11).

Pada data seismograph di BPPTK, luncuran awan panas yang membentuk gumpalan bagaikan cendawan itu mulai pukul 05.23 WIB, 05.29 WIB, 05.42 WIB, 05.56 WIB, 06.06 WIB, 06.34 WIB, 06.38 WIB, 07.33 WIB, 08.04 WIB, 08.16 WIB dan 08.36 WIB.

Dengan terjadinya banyak luncuran awan panas yang disebut dengan wedhus gembel karena menyerupai bulu domba itu diharapkan energi tekanan dari perut gunung semakin berkurang sehingga tidak terjadi erupsi yang sifatnya eksplosif.

“Kalau sering terjadi luncuran awan panas, maka energi semakin berkurang, tekanan gas semakin berkurang, ya itu yang kita harapkan,” kata Sukhyar. Karena sistem sudah terbuka, kata dia, yaitu jalan keluar magma sudah ada maka magma bebas keluar.

Gunung Merapi di pagi hari ini bisa dinikmati oleh masyarakat yang berada di lokasi yang jauh seperti di Kota Yogyakarta. Masyarakat menonton wedhus gembel dari fly over Janti dan Lempuyangan serta dari jembatan Gondolayu yang jaraknya hanya 100 meter timur Tugu Yogyakarta.

Meskipun daya luncur lemah, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Sri Sumarti mengatakan, masyarakat di radius 10 kilometer dari puncak masih harus tetap berada di tempat pengungsian.

“Demi kehati-hatian dan keamanan semua aktivitas di radius 10 kilometer dari puncak tetap dilarang,” kata Sri.


0 Responses So Far: